Pertumbuhan smartphone
yang tidak diimbangi dengan bijak dan cerdas menggunakannya berpengaruh
terhadap menyebarnya dampak negatif dari smartphone itu sendiri. Smartphone
memiliki 2 sisi seperti mata uang yaitu menguntungkan atau merugikan. Sebagai
pengguna smartphone diharapkan harus memiliki kecerdasan dalam menggunakannya. Dunia
smartphone tidak hanya dimiliki orang dewasa maupun orang tua tetapi anak-anak
juga turut memiliki dunia smatphone ini.
Anak-anak
yang diberikan fasilitas smartphone oleh orang tuanya cenderung rajin
menggunakannya untuk hal-hal yang kurang positif misalnya melihat facebook, bermain game dan
menonton video. Yang mana isi dari konten yang sering digunakan anak-anak
diatas hanya sedikit yang memberikan manfaat untuk pendidikan. Kebanyakan dari
konten yang sering dipakai anak-anak tadi lebih banyak menimbulkan kerugian
terhadap anak-anak. Tidak jarang media informasi menampilkan atau menyiarkan
akibat-akibat yang terjadi disebabkan oleh facebook, game atau video porno.
Pemberian smartphone yang tidak mendapat
kontrol dari orang tua akan memberikan dampak yang tidak baik terhadap
anak-anak. Seperti yang bisa dilihat anak-anak pada saat ini jarang dijumpai
membaca buku pelajaran akan tetapi bila anak-anak yang bermain handphone tidak
sedikit yang bisa kita dapatkan.
Teknologi
sangat membantu pekerjaan yang dilakukan oleh manusia tetapi bila tidak cerdas
menggunakannya justru akan berakibat buruk tehadap pemakainya. Kecerdasan yang
dimaksudkan penulis disini adalah kecerdasan dalam memilih informasi atau selektif
dalam menyortir informasi. Manakah informasi yang memiliki nilai positif dan yang
mana informasi yang memiliki nilai negatif.
Kehidupan
anak-anak dalam berbagai literatur ilmu psikologi wajarnya diisi dengan bermain
sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Namun ironisnya pada
masa tumbuh kembang mereka sudah dicekoki dengan informasi yang seharusnya
belum waktunya mereka ketahui. Terkadang
miris ketika melihat anak-anak menirukan gaya-gaya hidup seperti orang dewasa.
Seperti Berpacaran, merokok, memakai pakaian-pakaian minim dll.
Anak-anak
saat ini adalah calon-calon pemimpin bangsa dimasa depan. Kata-kata ini perlu
dipahami secara mendalam yang memiliki pemahaman bahwa bila calon pemimpin
dimasa depan tidak memiliki kesiapan akan bagaimanakah nasib bangsa ini
nantinya. Selain dari smartphone siaran televisi berpengaruh juga terhadap psikologi
anak-anak. Dalam tumbuh kembang mereka cenderung ingin meniru apapun yang
menurut mereka baik padahal hal itu belum tentu baik untuk mereka ikuti. Namun
acara-acara yang ditampilkan ditelevisi justru lebih banyak menampilkan acara
yang bersifat hiburan daripada yang besifat pendidikan.
Memang peran
orang tua sangat penting untuk mengontrol tahap perkembangan anak-anak. Bila peran
orang tua lengah dan acuh tak acuh pada anak-anak maka bukan tidak mungkin bila
anak-anak justru mendapat dampak negatif daripada dampak positif. Dalam era
teknologi ini orang tua tidak hanya dituntut melek teknologi tetapi juga
melek dampak teknologi. Jangan sampai niat orang tua untuk membahagiakan
anak malah menyesatkan hidup anak-anak dengan memfasilitasi kemauan mereka tanpa
memberikan kontrol yang baik.
Diakui atau
tidak tingkah laku anak-anak dimasa ini jauh dari akhlak anak-anak di era 90-an
dan 80-an. Anak-anak terbiasa menggunakan handphone untuk hiburan daripada menggunakannya
untuk mencari materi pelajaran. Kebiasaan ini memberikan efek yaitu anak-anak lebih
malas bila disuruh untuk berfikir. Kebanyakan dari mereka menginginkan sesuatu
itu dengan cepat dan praktis atau bahasa kerennya instan. Sebagai orang tua
mari melek melihat kondisi ini akui bila negara lain tengah menjajah
tumbuh kembang anak-anak dengan menghadirkan hiburan yang menjauhkan anak-anak
dari belajar.