Halaman

Minggu, 25 Desember 2016

Peran orang tua saat libur datang



Liburan adalah jeda antara hari bekerja atau kegiatan. Liburan sangat dinantikan oleh banyak orang. Baik hanya untuk istirahat sejenak dari bekerja, atau menghilangkan penat dan kebosanan. Tak tertinggal juga anak-anak, liburan mereka nantikan untuk bermain bersama teman atau kerumah saudara dsb. Namun untuk orang tua khususnya tetap harus memberikan perhatian dan pengawasan kepada anak ketika liburan. 

Penulis menyarankan kepada orang tua untuk sesekali mengajak anaknya merasakan pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh orang tua. Agar anak berfikir darimana uang yang biasa dia minta, sedikit banyak dia akan berfikir dihari kemudian. Bahwa meminta itu mudah namun mendapatkan uang itu butuh jerih payah dan usaha.
 Bila orang tua petani tidak ada salahnya anak diajak liburan ke ladang atau ke sawah, kalau pekerjaan orang tua sopir mengajak anak liburan dengan mengendarai mobil yang digunakan untuk bekerja merupakan hal yang mengasyikkan.
Ada beberapa bentuk kontrol dan pengawasan yang bisa orang tua lakukan untuk mengawasi kegiatan anak. Diantaranya:
1.Selalu menanyakan kemana dan darimana.
Pertanyaan sederhana ini akan memberikan kontrol terhadap anak. Untuk anak laki-laki pertanyaan mau kemana? - dari mana? menjadikan anak mempersiapkan jawaban apa yang harus diucapkan ketika orang tua bertanya. Bohong atau jujur itu jawaban anak, setidaknya dia akan berfikir jawaban yang diucapkan merupakan jawaban terbaik bagi dirinya. Untuk anak perempuan pertanyaan ini merupakan bentuk rasa perhatian orang tua akan tindakan yang dia kerjakan.
Secara psikologi, anak perempuan cenderung mengharapkan perhatian dari orang terdekatnya. Perhatian bagi anak perempuan khususnya merupakan bentuk dari perwujudan rasa sayang orang tua kepadanya. Selain dua pertanyaan itu akan lebih lengkap bila ditambah dengan pertanyaaan satu lagi yaitu dengan siapa?

2.Menunjukkan resiko setiap kegiatan yang akan dilakukan anak.
Orang tua tidak harus mengurung anak dengan pekerjaan atau kegiatan dirumah. Boleh saja anak diijinkan untuk bermain dengan temannya, tapi beri tahu anak manfaat dan resiko yang akan di dapatkan. Jadi jiwa anak untuk mengeksplorasi pengalaman tidak dipatahkan akan tetapi terarahkan. Kita misalkan anak laki – laki mau bermain naik sepeda motor (kereta,medan red)ke kota atau ke tempat wisata. Cukup diberikan arahan.. “hati – hati dijalan musim liburan banyak kendaraan dan kecelakaan, patuhi rambu-rambu lalu lintas. Jangan lupa pakai helm..”
Dengan begitu anak diperjalanan akan selalu terlintas pesan dan nasihat dari orang tuanya. Dalam mengambil keputusan pun, dia akan mempertimbangkan dengan pesan dari orang tuanya.

3.Mengingatkan anak ketika belum kembali
Bila hari teah larut orang tua bisa engingatkan anak dengan menelpon atau sms anak menanyakan sedang dimana. Atau ketika cuaca buruk mau turun hujan misalnya, orang tua bisa menyarankan anak  untuk segera pulang. Dengan perbuatan kecil ini semoga anak merasa dikontrol oleh kedua orang tuanya. Harapannya anak mendapatkan kebebasan untuk menikmati masa bermain dan tidak merasa dibiarkan.
Sesekali anak diajak untuk duduk bersama dengan orang tua sambil menikmati kopi hangat atau teh hangat. Saling berbagi dan bertukar fikiran akan memberikan ruang nyaman bagi anak dalam keluarga. Orang tua yang sekian lama sibuk dengan pekerjaan, kesempatan liburan hendaknya menjadi momen terbaik untuk dekat dengan keluarga khususnya anak. Beri kesempatan anak untuk menceritakan keluh kesah, kisah menarik, prestasi dan harapan anak.
Sampaikan kepada anak tentang hal-hal yang harus diperbaiki. Contohnya dalam ibadah, mungkin beberapa waktu yang lalu shalatnya belum tertib. Bisa juga dalam hal belajar harus ditingkatkan atau waktu bermainnya terlalu sering jadi waktu belajar terabaikan. Perlahan tapi pasti orang tua akan menjadikan rumah tempat paling nyaman untuk anak sehingga anak makin betah dirumah. Selamat berlibur...