Liburan
adalah jeda antara hari bekerja atau kegiatan. Liburan sangat dinantikan oleh
banyak orang. Baik hanya untuk istirahat sejenak dari bekerja, atau
menghilangkan penat dan kebosanan. Tak tertinggal juga anak-anak, liburan
mereka nantikan untuk bermain bersama teman atau kerumah saudara dsb. Namun
untuk orang tua khususnya tetap harus memberikan perhatian dan pengawasan
kepada anak ketika liburan.
Penulis
menyarankan kepada orang tua untuk sesekali mengajak anaknya merasakan
pekerjaan yang sedang dikerjakan oleh orang tua. Agar anak berfikir darimana
uang yang biasa dia minta, sedikit banyak dia akan berfikir dihari kemudian.
Bahwa meminta itu mudah namun mendapatkan uang itu butuh jerih payah dan usaha.
Bila orang tua petani tidak ada salahnya anak
diajak liburan ke ladang atau ke sawah, kalau pekerjaan orang tua sopir mengajak
anak liburan dengan mengendarai mobil yang digunakan untuk bekerja merupakan
hal yang mengasyikkan.
Ada beberapa
bentuk kontrol dan pengawasan yang bisa orang tua lakukan untuk mengawasi
kegiatan anak. Diantaranya:
1.Selalu menanyakan
kemana dan darimana.
Pertanyaan
sederhana ini akan memberikan kontrol terhadap anak. Untuk anak laki-laki
pertanyaan mau kemana? - dari mana? menjadikan anak mempersiapkan
jawaban apa yang harus diucapkan ketika orang tua bertanya. Bohong atau jujur
itu jawaban anak, setidaknya dia akan berfikir jawaban yang diucapkan merupakan
jawaban terbaik bagi dirinya. Untuk anak perempuan pertanyaan ini merupakan
bentuk rasa perhatian orang tua akan tindakan yang dia kerjakan.
Secara
psikologi, anak perempuan cenderung mengharapkan perhatian dari orang terdekatnya.
Perhatian bagi anak perempuan khususnya merupakan bentuk dari perwujudan rasa sayang
orang tua kepadanya. Selain dua pertanyaan itu akan lebih lengkap bila ditambah
dengan pertanyaaan satu lagi yaitu dengan siapa?
2.Menunjukkan
resiko setiap kegiatan yang akan dilakukan anak.
Orang tua
tidak harus mengurung anak dengan pekerjaan atau kegiatan dirumah. Boleh saja
anak diijinkan untuk bermain dengan temannya, tapi beri tahu anak manfaat dan
resiko yang akan di dapatkan. Jadi jiwa anak untuk mengeksplorasi pengalaman
tidak dipatahkan akan tetapi terarahkan. Kita misalkan anak laki – laki mau
bermain naik sepeda motor (kereta,medan red)ke kota atau ke tempat
wisata. Cukup diberikan arahan.. “hati – hati dijalan musim liburan banyak
kendaraan dan kecelakaan, patuhi rambu-rambu lalu lintas. Jangan lupa pakai
helm..”
Dengan
begitu anak diperjalanan akan selalu terlintas pesan dan nasihat dari orang
tuanya. Dalam mengambil keputusan pun, dia akan mempertimbangkan dengan pesan
dari orang tuanya.
3.Mengingatkan
anak ketika belum kembali
Bila hari
teah larut orang tua bisa engingatkan anak dengan menelpon atau sms anak
menanyakan sedang dimana. Atau ketika cuaca buruk mau turun hujan misalnya,
orang tua bisa menyarankan anak untuk
segera pulang. Dengan perbuatan kecil ini semoga anak merasa dikontrol oleh kedua
orang tuanya. Harapannya anak mendapatkan kebebasan untuk menikmati masa
bermain dan tidak merasa dibiarkan.
Sesekali
anak diajak untuk duduk bersama dengan orang tua sambil menikmati kopi hangat
atau teh hangat. Saling berbagi dan bertukar fikiran akan memberikan ruang
nyaman bagi anak dalam keluarga. Orang tua yang sekian lama sibuk dengan
pekerjaan, kesempatan liburan hendaknya menjadi momen terbaik untuk dekat dengan
keluarga khususnya anak. Beri kesempatan anak untuk menceritakan keluh kesah,
kisah menarik, prestasi dan harapan anak.
Sampaikan
kepada anak tentang hal-hal yang harus diperbaiki. Contohnya dalam ibadah,
mungkin beberapa waktu yang lalu shalatnya belum tertib. Bisa juga dalam hal
belajar harus ditingkatkan atau waktu bermainnya terlalu sering jadi waktu
belajar terabaikan. Perlahan tapi pasti orang tua akan menjadikan rumah tempat
paling nyaman untuk anak sehingga anak makin betah dirumah. Selamat berlibur...